Jumat, 01 April 2011

Manajemen Antar ModaTransportasi dan Distribusi

MANAJEMEN  ANTAR MODA TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI


A.Model Transportasi dan Distribusi

Ada beberapa cara untuk mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Banyak metode yang dapat dilakukan. Tiap metode pengiriman mempunyai keunikan dan karekteristik masing-masing. Moda transportasi terdiri dari :
1)Motor
Motor merupakan alat angkut yang dominan sejak tahun 1960an yang bisa membawa lebih dari 75% produk, produk makanan, konveksi, dan rokok. Dibandingkan dengan alat angkut udara, motor efisien jika jarak tempuh kurang dari 1000mill digunakan alat angkut motor biasa.

2)Rail/Kereta Api
Transportasi kereta merupakan transportasi yang rendah biaya dibandingkan motor dan udara. Kereta api biasanya hanya ada di daerah metropolitan, dan di suatu daerah yang komunitasnya sedikit. Sehingga jalur/ jaringan kereta api tidak terlalu luas. Akan tetapi kereta api mengurangi bentuk dan fleksibilitas dibandingkan motor karena keterbatasan fasilitasnya.

3)Air(udara)
Transportasi udara merupakan transportasi yang berbiaya tinggi. Ketika suatu produk harus segera ditransfer ke suatu lokasi secara cepat, maka alat angkut udara mampu mengantarkannya dalam waktu yang singkat.

4)Water(air)
Terbagi dalam 4 kategori air yaitu transportasi antarpulau misalnya di sungai dan bendungan, danau, pantai/ laut dan laut internasional.

5)JalurPipa
Jalur pipa digunakan kurang lebih 19% dari seluruh alat angkut domestic/ lalulintas antar kota yang dapat menempuh puluhan mill. Jalur pipa bisa mengangkut produk-produk dalam jumlah terbatas, misalnya gas alam, minyak mentah, produk-produk minyak tanah, air, bahan kimia, dan produk slurry misalnya batubara. Batubara ini berbentuk bubuk, atau yang sudah terlarut dalam air, kemudian diangkut dengan jalur pipa
Sedangkan menurut (Hugos, 2003) menyatakan bahwa ada enam mode dasar transportasi yang dapat dipilih oleh sebuah perusahaan dengan tambahan yaitu Elektronik Transport. Elektronik Transport adalah modus transportasi tercepat dan sangat efficient. Transport jenis ini hanya dapat digunakan untuk bergerakan jenis produk tertentu seperti energi listrik, data, dan produk terdiri dari data seperti musik, gambar, dan teks.

B.Mengukur Produktivitas Sistem Transportasi

Faktor–faktor yang digunakan untuk pertimbangan pemilihan layanan transportasi diantaranya harga, waktu transit dan variabilitinya serta kemungkinan kehilangan dan kerusakan. Faktor-faktor tersebut menentukan tngkat produktivitas dari suatu mode transportasi yang digunakan. Peningkatan produktivitas dapat dikategorikan dalam 3 grup (Bowersox, 2002):
1.Peningkatan pada system transportasi baik desain maupun metode, peralatan, dan prosedurnya.
2.Peningkatan pada penggunaan tenaga kerja dan perlengkapannya (ex.operasi borongan, sistem rute dan penjadwalan, kendaraan konsolidasi,dll)
3.Peningkatan pada performa tenaga kerja dan perlengkapannya (ex. Standar aktivitas menyupir, peningkatan manajemen lini pertama, pembuatan database transportasi, pemberian insentif, program peningkatan efisiensi bahan bakar)


Pentingnya dari efektifitas sistem transportasi dapat dilihat dari berbagai hal berikut (Bowersox, 2002):
1. Persaingan yang lebih besar
Dengan perkembangan system transportasi yang kurang memadahi, cakupan pasar terbatas hanya area atau wilayah disekitar tempat produksi. Contoh : Dalam banyak pasar, buah-buahan segar, sayuran, dan produk-produk lainnya yang bersifat mudah rusak hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu sesuai pola pertumbuhan musiman dan kurangnya kondisi pertumbuhan yang baik. Sebuah system transportasi yang efektif dan efisien dapat menangani masalah ini


2.Skala Ekonomi
Semakin besar lingkup pemasaran dapat menyebabkan harga produksi yang rendah. Dengan semakin besarnya volume yang disediakan dalam pangsa pasar ini , Intensitas kemampupakaian dapat diciptakan dari fasilitas produksi dan keahlian dari buruh. Sebagai tambahan transportasi yang tidak mahal juga dapat merangsang pertumbuhan dari pasar dan produksi.

3.Pengurangan Harga
Tansportasi yang murah juga dapat memberikan kontribusi terhadap pengurangan harga produk. Ini terjadi bukan hanya karena peningkatan persaingan dalam pangsa pasar tapi juga karena transportasi adalah sebuah komponen harga dari produksi, penjualan, dan harga distribusi lain yang dapat membuat perbedaan dalam biaya produksi.

C.Logistics Network Design

Di dalam bisnis logistik proses perencanaan jaringan terdiri dari merancang sistem melalui aliran komoditi dari supplier ke titik permintaan dimana sektor umum itu terdiri dari menentukan suatu set fasilitas darimana pengguna dilayani. Pada kedua kasus tersebut, masalah pokoknya adalah untuk menentukan jumlah, lokasi, peralatan dan ukuran dari beberapa fasilitas baru baik pelepasan, pemindahan,atau penurunan ukuran (penggantian jarak) dari fasilitas. Tentu saja, tujuan dan batasan sangat tergantung pada sektor (pribadi atau publik) dan pada jenis fasilitas (pabrik, CDCs, RDCs, regional dan gudang, toko pengecer, tempat sampah, tempat pembakaran, tempat parkir ambulans, stasiun pemadanm kebakaran, dll.) (Bowersox, 2002).
Tujuan yang biasanya dikejar dalam bisnis logistik adalah meminimalkan biaya logistik total tahunan untuk menghadapi batasan yang berhubungan dengan kapasitas fasilitas dan level pelayanan pelanggan yang dibutuhkan (mengingat diskusi di Bab 1). Lazimnya, biaya akan menjadi minimal bila disesuaikan dengan oparasi fasilitas (pabrikasi, penyimpanan, penyortiran, konsolidasi, penjualan, pengabuan, perparkiran, dll.), dan untuk transportasi antara fasilitas, atau antara fasilitas dan para pemakai. Juga, ketika merancang jaringan logistik untuk suatu perusahaan kegunaan, tujuan berbeda, seperti kesamaan penerimaan dalam melayani pengguna, mungkin harus dipertimbangkan (Bowersox, 2002).
Riset dalam desain jaringan logistik kembali ke awal teori-teori penempatan dari abad 19th. Sejak itu berbagai metodologi solusi dan model-model telah diusulkan dan diteliti. Keputusan-keputusan penempatan fasilitas harus sungguh-sungguh dibuat bila sebuah sistem logistik dimulai dari awal. Keputusan-keputusan penempatan fasilitas fasilitas juga diperlukan sebagai konsekuensi dari variasi-variasi di dalam pola permintaan atau distribusi ruang, atau modifikasi bahan-bahan, biaya tenaga kerja atau energi. Khususnya, keputusan-keputusan penempatan adalah sering buat bila jasa atau produksi baru diluncurkan, atau produk-produk ketinggalan jaman ditarik dari pasar. Karena alasan ini masalah-masalah penempatan kadang-kadang dikenal sebagai location–allocation problems (Bowersox, 2002):.

D.Fleet, Container and Yard Management

Manajemen Yard menawarkan dukungan fungsional di bidang-bidang seperti memperbarui dan merekam kedatangan, inspeksi dan keberangkatan trailer, pemeriksa halaman; pelacakan asal trailer, sopir, halaman, pekarangan dan janji joki; tugas menetapkan dan, memberikan pemberitahuan untuk maskapai, serta laporan untuk pengiriman, menerima dan staf pencegahan kerugian (Prabowo, 2009)
Fleet management adalah pengelolaan armada kendaraan perusahaan. Fleet management termasuk kendaraan bermotor komersial seperti mobil, van dan truk. Armada (kendaraan) manajemen dapat mencakup berbagai fungsi, seperti pembiayaan kendaraan, perawatan kendaraan, telematika kendaraan (pelacakan dan diagnostik), driver management, manajemen bahan bakar dan manajemen kesehatan dan keselamatan. Fleet management adalah fungsi yang memungkinkan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan transportasi dalam bisnis mereka untuk menghapus atau meminimalkan risiko yang terkait dengan investasi kendaraan, meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mengurangi biaya keseluruhan mereka transportasi, menyediakan 100% sesuai dengan peraturan pemerintah (tugas perawatan) dan banyak lagi. Fungsi ini hanya dapat ditangani dengan baik oleh departemen manajemen armada-in-house atau penyedia armada-manajemen outsourcing(www.wikipedia.org).
Container Management System (CMS) merupakan suatu system terpadu (Integrated System) yang terdiri atas beberapa modul yang saling terkait s a t u dengan lainnya y a n g berhubungan dengan management container dari awal container tersebut masuk depo, service terhadap container tersebut selama berada dalam depo sampai dengan kontainer tersebut keluar dari depo (www.maxxima-technology.com).

Sumber : (www.maxxima-technology.com)

Dosen      :  Oswan Arofat SE, MM

Kelas       :  MTL A

Penyusun :   La Muhammad Kahfi w. (224310028)
                    Oscar Collegen (224310010)
                    Andi Riki (224310044)
                    Liana Puspita Dewi (224310011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar